Jokowi Ganjar Megawati

Jokowi Ganjar Megawati

Jakarta (ANTARA) - PDI Perjuangan akan mengumumkan bakal calon wakil presiden pendamping Ganjar Pranowo di Pemilu Presiden 2024 pada Rabu (18/10) pagi.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD dikabarkan menyambangi rumah Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) yang berada di Jalan Teuku Umar, kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa malam.

Berdasarkan pantauan di lokasi, terlihat di lokasi depan rumah Mega dijaga ketat Paspampres dan petugas kepolisian yang berjaga.

Adapun rumah dengan cat berwarna putih itu terpantau dipenuhi mobil-mobil yang terparkir di depannya. Terlihat beberapa motor provos yang biasa mengawal perjalanan pejabat negara dan petugas yang sedang berjaga.

Pada pukul 16.54 WIB terlihat mobil dengan nomor polisi B 1121 BH memasuki rumah Mega. Lalu, mobil dengan pelat B 1030 ZZH tampak ke luar dari rumah Mega sekitar pukul 18.35 WIB.

Tak lama setelah itu, pada pukul 18.37 WIB mobil dengan pelat B 1266 ZZH turut keluar dari rumah Mega. Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto terlihat keluar dari rumah bernomor 27A itu.

Kemudian, tampak mobil Jeep keluar dari pintu sisi kiri rumah Mega dan diikuti mobil Alphard hitam dengan nomor polisi B 23 NNP pada pukul 19.59 WIB.

Berdasarkan foto yang beredar, tampak Mahfud MD tengah bersama Megawati. Awak ANTARA mencoba melakukan konfirmasi ke elite PDIP, akan tetapi tak ada satu pun yang merespons.

Kendati demikian, Tim Media Ganjar Pranowo Anton Sudibyo membenarkan bahwa ada pertemuan antara Mahfud MD dan Megawati di kediamannya pada hari ini.

Baca juga: Hasto: Bakal cawapres Ganjar diumumkan Rabu pagiBaca juga: Besok, PDIP panggil Gibran usai putusan MK

"Iya, betul," kata Anton kepada ANTARA saat ditanya terkait pertemuan Mega dan Mahfud hari ini.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa bakal calon wakil presiden (cawapres) pendamping Ganjar Pranowo di Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 akan diumumkan pada Rabu (18/10) pagi.

"Ibu Megawati Soekarnoputri menugaskan DPP PDIP berkoordinasi dengan TPN GP sehingga Rabu besok pukul 10.00 WIB akan diumumkan cawapres yang akan mendampingi Pak Ganjar Pranowo," kata Hasto di Jakarta, Selasa.

Dia mengatakan keputusan tersebut diambil setelah pimpinan PDIP melaporkan kepada Megawati soal dinamika politik terkini, khususnya setelah Putusan MK terkait batas usia capres-cawapres menjadi berusia 40 tahun atau pernah berpengalaman sebagai kepala daerah.

Hasto mengatakan Megawati setelah melihat dinamika politik nasional maka diputuskan pengumuman bakal cawapres pendamping Ganjar akan diumumkan Rabu besok.

"Tadi saya melaporkan kepada Ibu Megawati dengan didampingi Bapak Olly Dondokambey dan Mas Prananda Prabowo karena Mbak Puan (Maharani) baru pulang dari tugas luar negeri," ujarnya.

Terkait inisial "M" yang diisukan akan menjadi bakal cawapres pendamping Ganjar, Hasto mengatakan bahwa calon yang diputuskan merupakan sosok untuk rakyat Indonesia dan kemajuan bersama.

Berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, pendaftaran bakal calon presiden dan wakil presiden dijadwalkan dimulai pada 19 Oktober sampai dengan 25 November 2023.

Pewarta: Narda Margaretha SinambelaEditor: Herry Soebanto Copyright © ANTARA 2023

KETEGANGAN hubungan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Joko Widodo mulai mengemuka menjelang Pemilihan Umum 2024. Keduanya berbeda sikap politik dalam pemilihan presiden. Megawati mendukung Ganjar Pranowo-Mahfud Md. sebagai calon presiden dan wakil presiden. Namun Jokowi yang merupakan kader PDIP justru mendukung putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka, sebagai calon wakil presiden yang mendampingi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Sejak saat itu, kedua tokoh tersebut tidak lagi bertemu secara langsung. Pertemuan terakhir Megawati dengan Jokowi yang tercatat terjadi saat rapat kerja nasional PDI Perjuangan di JIExpo, Jakarta Pusat, pada September 2023. Namun, meski hadir dalam acara yang sama, keduanya dikabarkan tidak akur. Megawati disebut-sebut telah mendengar kabar tentang manuver Jokowi untuk menduetkan Prabowo dengan Gibran.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Rencana tersebut betul-betul terealisasi setelah Mahkamah Konstitusi mengabulkan Pasal 169 huruf q Undang-Undang Pemilu yang mengatur syarat batas usia pencalonan presiden. Awalnya pasal ini mengatur batas usia minimal calon presiden dan wakil presiden adalah 40 tahun. Namun MK mengubahnya menjadi "berusia paling rendah 40 tahun atau pernah/sedang menduduki jabatan yang dipilih melalui pemilihan umum, termasuk pemilihan kepala daerah”.

Sejak saat itu, Megawati dan PDIP berseberangan jalan dengan Jokowi. Jokowi tidak pernah terang-terangan menyatakan dukungan untuk Prabowo-Gibran. Namun berbagai kebijakan pemerintahan Jokowi disebut-sebut untuk memenangi Prabowo-Gibran, seperti bantuan sosial dan bantuan bahan pokok yang gencar disalurkan pada masa kampanye pemilihan presiden. Prabowo-Gibran memenangi pemilihan presiden. Mereka mengalahkan dua rivalnya, Ganjar-Mahfud dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.

Elite PDIP berkali-kali mengatakan Jokowi ataupun Gibran bukan lagi bagian dari partai berlambang banteng dengan moncong putih ini. Namun mereka tidak pernah secara terbuka mengatakan telah memecat Jokowi dan Gibran sebagai kader PDIP.

Presiden Jokowi, yang biasanya hadir dalam setiap agenda penting partai, tak diundang dalam Rapat Kerja Nasional V PDIP di Ancol, Jakarta, pada 24-26 Mei 2024. Dalam acara itu, Megawati bahkan menyinggung pemerintahan Jokowi dan pemilihan presiden.

Meski tanda-tanda ketegangan di antara keduanya sangat jelas, Megawati mengklaim hubungannya dengan Presiden Jokowi baik-baik saja. "Saya sama Presiden (Jokowi) baik-baik saja. Emangnya kenapa?" katanya dalam acara penyerahan duplikat bendera pusaka kepada semua kepala daerah di Balai Samudera, Jakarta, pada 5 Agustus 2024. Megawati mengatakan kabar renggangnya hubungan dia dengan Jokowi mencuat lantaran isu perpanjangan masa jabatan presiden ataupun masa jabatan presiden tiga periode. Megawati menolak agenda tersebut.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) makan bakso bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto di Magelang, Jawa Tengah. Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo menilai makan bersama itu semakin meyakinkan simbol dukungan.

"Ya saya kira itu simbol yang makin meyakinkan dukungan Pak Jokowi ke mana," kata Ganjar di Lapangan Merdeka Ambon, Maluku, Senin (29/1/2024).

Ganjar menuturkan sebaiknya ada statement terbuka terkait dukungan itu. Maka, kata dia, dengan begitu tidak ada intepretasi lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Buat kami makin bagus apalagi kalau ada statement terbuka sehingga nanti tidak ada intepretasi lain dan kami sangat menghormati itu," ungkapnya.

"Mungkin habis itu makan soto, habis itu makan gudeg gitu ya, boleh saja," sambung Ganjar.

Mantan Gubernur Jawa Tengah itu mengatakan makan bersama antara Jokowi dan Prabowo menimbulkan multitafsir. Meskipun, makan bersama itu tak dikategorikan sebagai kampanye.

"Ya kadang-kadang menjadi bias mana fakta mana regulasi, nanti pasti akan ada orang yang bertanya soal ini. 'Cuti kah saudara?' Begitu. Nanti yang lain akan menjawab bahwa 'ini bukan kampanye'," jelasnya.

Ganjar mengatakan saat ini antara fakta dan aturan menjadi suatu perdebatan. Menurut dia, sebaiknya gunakan kekuasaan sesuai aturan.

"Maka masyarakat sipil semua meminta netral lah jangan berpihak lah, kalau anda punya kewenangan gunakan sesuai aturan. Itu yang hari ini menjadi perdebatan," tuturnya.

"Maka jangan sampai kita mempertaruhkan demokrasi kita yang semakin berjalan dengan baik dengan perilaku-perilaku yang barangkali tidak mengikuti ketentuan," imbuh dia.

Sebelumnya, Jokowi makan siang bersama Prabowo di Magelang, Jawa Tengah. Jokowi dan Prabowo juga terlihat berbincang saat makan bakso.

"Ya ini kan tadi baru saja saya dengan Pak Prabowo meresmikan Graha Utama di Akademi Militer Magelang. Setelah itu, makan bakso, sudah," kata Jokowi kepada wartawan di Magelang, Jawa Tengah, Senin (29/1/2024).

Jokowi dan Prabowo sebelumnya memang menghadiri acara peresmian Gedung Graha Utama Akademi Militer (Akmil) Magelang. Jokowi mengatakan dirinya dan Prabowo memesan menu yang sama.

Simak Video 'Jokowi-Prabowo Makan Bareng di Magelang, TPN: Sesuatu yang Lumrah':

[Gambas:Video 20detik]

JAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo disarankan untuk terang-terangan menyatakan dukungan kepada pasangan Capres dan Cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo menilai pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Prabowo saat makan malam sudah mengindikasikan keberpihakan Kepala Negara ke pasangan capres tertentu.

Meski pertemuan itu dianggap wajar karena Prabowo salah satu pembantu presiden, namun publik pastinya akan menilai lebih jauh. Terlebih, cawapres Prabowo adalah anak Presiden.

"Kalau buat saya pasti itu sudah menunjukkan sikap berpihak, begitu ya. Kalau saya sih biasa saja, kan memang sudah berpihak. Malah lebih baik kalau ditegaskan bahwa 'ya, saya berpihak'," ujar Ganjar di Pulogebang, Jakarta, Sabtu (6/1/2024).

"Yang penting tidak akan ada penyalahgunaan kewenangan, kekuasaan, sehingga semua akan bisa fair play ya, bisa jurdil (jujur dan adil)," sambung Ganjar.

Baca Juga: Prabowo Masak Nasi Goreng di Acara Partai Golkar

Ganjar mengaku tidak mempermasalahkan dukungan Jokowi kepada Prabowo-Gibran dibanding pasangan Ganjar-Mahfud, pasangan capres-cawapres yang diusung PDI Perjuangan, PPP, Partai Hanura, dan Partai Perindo.

Namun, Ganjar meminta agar dukungan atau keberpihakan Jokowi ke Prabowo-Gibran tidak diikuti dengan praktik penyalahgunaan kekuasaan.

Jika hal itu terjadi, peluang kecurangan di Pemilu 2024 dan tidak netralnya penyelenggara negara tidak mungkin terhindarkan.

Tak hanya itu, agenda reformasi yang mendorong adanya demokrasi juga akan terkikis mengingat negara akan ikut campur dalam proses pemilihan presiden.

"Kekhawatiran kita adalah ketika semua menyalahgunakan (kuasa), penyalahgunaan kewenangannya terjadi. Ketika penyalahgunaan kewenangan itu terjadi, maka itu sangat berbahaya," ujar Ganjar.

Baca Juga: Kata Ganjar soal Jokowi Makan Malam Bareng Prabowo: Menunjukkan Sikap Berpihak

Sebelumnya, Menteri Pertahanan yang juga Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto mendampingi Presiden Joko Widodo makan malam di salah satu restoran di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (5/1/2024).

Dalam foto yang beredar di kalangan jurnalis, tampak Presiden Jokowi mengenakan kemeja lengan panjang putih, sedangkan Prabowo terlihat mengenakan kemeja batik lengan panjang.

Jokowi dan Prabowo duduk berhadap-hadapan dengan meja persegi. Di foto tersebut, keduanya seperti berada di ruang VVIP dan tidak terlihat pengunjung lain di sekitar meja makan Jokowi dan Prabowo.

Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana membenarkan Menhan Prabowo bertemu dengan Presiden untuk mendampingi Presiden makan malam.

Ari menjelaskan, pertemuan tersebut bukan pertemuan khusus, ataupun jamuan makan malam spesial. Presiden hanya ingin santai sejenak untuk mencoba masakan nusantara di Rumah Makan Seribu Rasa Menteng.

Baca Juga: Jokowi ke Luar Negeri Saat HUT PDIP, Djarot: Tidak Ada Masalah, Beliau Melakukan Tugas Negara

"Malam ini, Bapak Presiden rileks sejenak mencoba masakan nusantara di Rumah Makan Seribu Rasa Menteng. Saat makan malam, Presiden didampingi Menhan Bapak Prabowo Subianto," ujar Ari dalam pesan tertulisnya, Jumat (5/1/2024).

Ari menjelaskan pertemuan Menhan Prabowo dengan Presiden Jokowi dalam agenda mendampingi makan malam berlangsung sekitar satu jam, dimulai pukul 19.00 WIB sampai dengan 20.05 WIB.

Terkait pembicaraan keduanya, Ari menjelaskan tidak mengetahui secara pasti apa yang dibahas Presiden Jokowi kepada Menhan Prabowo saat makan malam.

Yang pasti, sambung Ari, berdasarkan informasi yang diterimanya, keduanya hanya mengomentari masakan di rumah makan tersebut tergolong enak.

"Saya tidak tahu apa yang beliau bicarakan sambil makan malam. Katanya masakan nusantara di rumah makan itu enak," tutup Ari.

Ajat & Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia

30 October 2023 13:07