Skripsi Upaya Kepolisian Dalam Menanggulangi Tindak Pidana Perjudian Online
Follow Sosial Media PDRH FHUI
Bergabunglah bersama kami untuk tetap terhubung dan berkomunikasi dengan saluran media sosial kami.
%PDF-1.4 %âãÏÓ 1 0 obj <> >> endobj 2 0 obj <> endobj 3 0 obj <> endobj 4 0 obj <> /Parent 3 0 R /MediaBox [0 0 612 792] /Rotate 0 /Contents 5 0 R >> endobj 5 0 obj <> stream xœÕXÝo5W›6×lQJ =Jù¨¡”®k<þö+‚Ô— “ú�ðT RŠþ‰±ow={ëM �H¤Äçµçó7¿™½&(&Óï°x}Þ|÷³goþj.˜2ò&è
%PDF-1.5 %µµµµ 1 0 obj <>>> endobj 2 0 obj <> endobj 3 0 obj <>/ExtGState<>/ProcSet[/PDF/Text/ImageB/ImageC/ImageI] >>/MediaBox[ 0 0 595.32 842.04] /Contents 4 0 R/Group<>/Tabs/S/StructParents 0>> endobj 4 0 obj <> stream xœ•[YoÛH~�ÿÐ�Ô¦Éæ½V‰=±ÆG¼‘�ì 3TÈXZÛ”Fäßo]M6)Qòb™ì£ºªºŽ¯º9gãõvñ-ÿºU¿ür6Þnó¯ó²P_Îî—«¿Îî®Ê³»üqQåÛŲ:›Ö³-6]–yQ®ýU½;¯ÞÝ¿}sö›¯2uÿíí_yðŸ¯t¸q¤’,uÃTÝ¿À˜ÓD=nÞ¾ñÔ#½¥òöáí›/Žý¥îûæ¨1EݣƩ›…6Å/ÎÝz¹�΢ ß w(õy‹|Ï ã.%{ý¿ß¾ù·™ôæúIè¦07M]/Ü3w?ï:ñÝ éκú8JœÛß.>]ÜŽBg:QÈüäoF§±3�üÀ¹Tô2¾�¦Îx:™~¦fõp;™N`´¯h‰õ§s5¹ÁQŽ”Þa)PÂ� ¶¢ÞÜ �\ â$I«À‡j�Œ~¡J”a½ÁWh�íÈ÷�©MMF?=coo/Ô>G)·matäTУÆ�øXãl|ïïn_›¥ýâ4Bd±›d*‰×�eÆ”X'nˆß52'V?' ^}|Jñ§¿ï�¥F‘›¥]ÊG‘ó„tIKœ>ÃÖÕ ¥¤Ò6%å¹^ �_¿8Úó³#Ú°çÑœÃ* CÏ Ài£ØMu³œŸÒÔÉtˆÉ0uÓ¤;‹fNˆB7³Çqn]0YØçÕ¡ñÇšœÆn”vgŸŽÍH ]yD}™iÏ{Kˆ@ÿ9¢n›§ž¦ÿ–¸—BXŒ!ŠE�„*Ô©«` lv]¾}óí´'¶ã¹YÜñ=p=6 C×´suqó^� „öwËívù2Ý[.·�èÞZcà&)üq=v1uŠæ‘°}Ä^xX=Ö¼×£$n<ìÐ$¨:»CoÞOΕ×ÉJ±ò£= BP Ž1�Hðºÿ�æ7VWî>^CLž`4�B†–[u>¾†§Ä¹Q¢#çâvŒÏ·>< k_�o?PäV÷“ÛóñÕ¡á{>‚J¼¨5™»Éù˜)*¤~wñéwüûp>áeÔÕø>Ü? Gê°š97ˆü˜@�·{K¡ôj<Å·©:Ÿ±�i7 Ç)Y;³ðyr-š¸$1/�òÃe–5sª�éÅñðÛ>â’·§¤ :WÄò;bân|9ØâDDZ«}ÇÚ sr~q3¦5þ Ì t†Ñª3Ë^aÇ6ü³ë¼zTÎæûéôbÔ7ÝÍØYâ&‰Š!"úûÌo‡¸îÁ!N«6rˆ3Ôs¬Cô|¦èïÁ*=F|R1LƒÐl™ÌF§%Ê‹j\,èïæ–5h?ß”£ÀÙþ\؆,]Æþqœ1Ä4±ßeìdhƒ5õÇ}¼A>§‰o»Øf—·xËzJ3©œ°b>g?ó=ôÌÃ!êë!’íâDMÑÌÝK÷dÈhƒÌ¯'Ó P�9CéHC0Š†µ°cSAǦ’=6åkŒ‚8Â~“j‡Æ¼;cOÐ^4Œ�&;†{ ¡*ö<„MF§:pž_ÈÕeýT¿€ºÀå!€ �§úyKÚ†g@| l3 àâwÔùz³Øæ…f‚Àvóœãóê`_;½B$`·®p�!¾›ø]&ÁUîŒmlá%_ƒ�1\,í‡Ã‹íìg(hQœNÎG½ÍõýãŒAsÇ|Ì-ׄ™WÀÒ«eUÀ_ÛÀ-lª÷õæKŽ 0øŸC¦�»ô:(H$¼ûit¨ÑÙ¢ü!1 @8 yL³C îßó_!k¬3�!O_œÅ¬ªób¦ÿ"1_òųûuùrˆ×d’ "عȦDàTv®¬vvn'øp‰@ý*mfCfÑFèÔMi톆âøÝw÷ÃÔ§1fÜÁ4£™w&N“ÞQËôµï"N�²€—r ¥ßÁÉCÈJ°7ÅÂTw¸wÇPWùP®É±WùôäÜ•Bp€—gô¸¹iÉ�p�-Qì¬Êê'{2¦N½6íœ~R¹IËð"[|”qÜ N’QK’ð̺h¾c”¦®U¾°æ8GEÙý0 ÝPMkyçþÔüL*ð“ÈÙP)øÄô�t,�èöA|ueâÆÍÃÕ öqv^䦼&Yý8•}V‰YqÅ‹!dОR7ò»òjL(€IÊ¢«ò'„¶4ΈÙa�BSÍ,a|çMbh�uÐ#Ö*u~l/â˜YÝPaß–Ÿ‚p?-rí¶d1›CLE§iŸ•3à½4üç«Fì,rVÆJv¨ž²¼@9óœÍZ:6�ÅÖ]b$²œ¨Ì›Ùä&d†@בÀ¬ä=YKi�mE# +ÏVØ|pKŠ×XxµiOöYbËvz�ʹ"O$k+�…t,½¦÷ƒQdÞZËFmˆE\Zµf§êWìX_Ñúy«Ô§‘Ƭ–dì{€³AàæSºèH|8„ú{¢8Í0L\?i‚fUbÔkaiqk¢Dì¼ZH˜‹R°:dÖø:¨¨ %=[# ïn¤þ€DÒ~Eë$ Ü•k\)"|JhìŒÏç\¦CMÇ5o”¦ÎÍÅ4ãßòïaHmIìúaWbZ¸% <áÚÇL �Zh@ë}Ã:’0l^™8zPGÃÞŸ[ŒŠ¨ï4ð þýNáä�H~j« ÇMlÃñ´ìCÛ‰m74MZ ëšÞ£U=kvCnú Û3ÅÖ Ûõ™ø¢–kª¡Í>^¶k_’ÒEh|¸!g?¬C°¾Ôèðî#pp=E®LP€Øûùã-8 ÚÇ-ˆ·^ât7¼ÃScg¤°‹ÄC‰ xÇxp�P¿Ã ® ç0 Uǹµæh\IÇ cH“<Õ.^ ós+…iF2´¶MÀmrŒbGjÎ1Uy™«�ª8œRþj“†—’r2Ü×Ï}00NؽŒµW®–i�Uˆ?âëØ]0üid7¸ª^pó»Ñ�‡¶bW�i_Qé®2Œ¬ìøaUÃÇS‹ž:òrµAìÍ“CÁœÝe1ž,°"‰p ì¡Šää¨TÍðÔ»3{èˆ×X›]dÐ`ÝÔ¨cOÒË|èØ nêw©çLwÅ’ˆð‚¸³¢ÙÙY–ƒöÆ”kk 1³ù¶¡àpIÈ� `Xk¶»]±²��”°Ëöá]K73⫵}¬5\ Qj�cj¿�‚R3µŒ—R¾1`ìë0®¸²’`6,I³�´Ï†µïØ°/ìBÓKDZ€ÇÀPìú¼¬øºÑ¸jtT•‰�›–*óY |®rÄ“e¥Î‘›”ë”!ôá'TQwhFz}`á"_HCtFP”Š’ëâjºWM Ø�=gódœtºÚ4[m°L,#�•£1ÔU[ jã dúˆ'B¨EÙtfÃ�Y}Ý.[4‘~ó‘�%™í’X^>¶#Ž§Î ÄkŽ}ùààÙ~gZ@Ĭ @+‘x-ÓœKžÈÔêâIÊ*Œ"SõK¢UIy%oaüzÔX99U¥¢—M\ì&L5¯gÝÂtË©Ê°4c”¬fy à‡jJ$áâ˜Nuâjƒ¥ç,TÝmî7‡A²¹@€.;ðŒ“ïÐdZ»½È`�è÷Æò:vAb|f½/ŒÖ0 ùîÕ`Úx —Á®´�s ŠiY¿?iLÖ{ýÐÆ7:ÛÅ7Ô:äbÈ}!&øŠ�òC<‹“:¯u2ë4o†¼@jÊÀ‹88lMb–�1ýº*(t»2 Ñ¢ð"CïÖ&hì.1p„D+Ôl�ñf#_•xȲ)�J<|Йœ)ð¾mjÙ¾¡›ùÀ ºº)Øø_“a!@4w�¼æÊ*œI$(ÿºV”šœúÜxåªnjFœ . ÜŽغÐk7¥æ†î6AUØ'Ÿ[¢?Fl'ô·úŠ|6'!IbÐñ_HÛªä8„gö Pë •4öcÔ;>8¢C�fí•PßstªA–gYß$§Yôw §Ÿ4Æ#©ÞÅ#iÀÒ®Í9L-'Fíœ_ÀË�QÔž1î›MÄáwËç £¬Å"Ðþÿc Õx¬`̽\�Ê¡�jNznª¡�–rŒY4‡ù´…‰UIgAkå²é*jû8»‚Ôö[I;ÂË�v×@Œ„ñ5ñgùœ÷{Љ“?Ôéh¦Ý„£n¬ãÐõôÁÈxÉrζ…„3³¹Öao«ÀBœF\›cÈÎ
Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana Indonesia, Arikha Media Cipta, Jakarta,1996.
Bambang Waluyo, Pidana dan Pemidanaan,Sinar Grafik,Jakarta, 2008.
Barda Nawawi Arief,Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Hukum Pidana dalam Penangulangan Kejahatan,Kencana, Jakarta, 2007.
Dalil Mutiara, Tafsir KUHP, Bintang Indonesia, Jakarta, 1962.
E. Utrecht, Hukum Pidana I, Rangkaian Sari Kuliah.
Kartini Kartono, Patologi sosial, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta,2015.
Koriyati, Hukum Penintensier Indonesia, Bandung, 2007.
M. Hamdan, Politik Hukum Pidana, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1997.
Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, PT. Rineka Cipta, Jakarta,1993.
................, Perbuatan Pidana dan Pertanggungan Jawab Dalam Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta, 1993.
Moch. Faisal Salam, Hukum Acara Pidana Dalam Teori Dan Praktek Mandar Maju Bandung 2001
M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP (Penyidikan dan Penuntutan), Edisi kedua,Sinar Grafika, Jakarta,2006.
M. Karjadi dan R. Soesilo, Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana dengan Penjelasan Resmi dan komentar, Politeia, Bogor, 1997.
PAF Lamintang, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia, PT Citra Aditya Bhakti ,Bandung,1997.
Romli Atsasmita,Sistem Peradilan Pidana,Perspektif Eksistensialisme dan Abolisionisme,Bina Cipta,Bandung, 1996.
Teguh Sulistia, Aria Zurnetti, Hukum Pidana Horizon Baru Pasca Reforasi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2011.
Wirjono Prodjodikoro, Hukum Acara Pidana di Indonesia, Sumur Bandung, Bandung,1983.
.............., Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia, Refika Aditama, Bandung, 2003.
Ramdania, D. (2016). Kajian Terhadap Waris Anak Angkat Adat Batak Toba. Wacana Paramarta: Jurnal Ilmu Hukum, 15(2).
Keywords: Tindak Pidana, Judi Online, Penegakan Hukum
Penelitian ini dilatarbelakangi karena adanya permasalahan di masyarakat yang sulit dipecahkan, yaitu salah satu bentuk penyakit sosial yang terus berulang dan terkadang sulit dicegah. Pada hakikatnya perjudian merupakan perbuatan yang bertentangan dengan norma agama, moral, kesusilaan maupun hukum. Dalam praktiknya terkadang aparat penegak hukum masih menerapkan Pasal 303 KUHP atau Pasal 303 bis KUHP. Oleh sebab itu kiranya penulis perlu menganalisis lebih jauh mengenai penerapan hukum Pasal 303 KUHP terhadap pelaku judi togel online, dan bagaimana upaya pemerintah terhadap penegakan hukum pelaku judi togel online. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa penerapan hukum Pasal 303 KUHP terhadap pelaku tindak pidana perjudian togel online. Untuk mengetahui dan menganalisa upaya pemerintah terhadap penegakan hukum pelaku tindak pidana perjudian togel online.
Badan Pusat Statistik(BPS - Statistics Indonesia)
Jakarta 10710 Indonesia
Telp (62-21) 3841195; 3842508; 3810291
Mailbox : [email protected]
BANGKAPOS.COM -- Pada tahun 2001, masyarakat Indonesia dihantui dengan maraknya aksi terorisme.
Menanggapi hal tersebut, diterbitkanla Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.
Kementerian Koordinator Politik dan Keamanan pun membentuk organisasi-organisasi anti teror.
Dalam perjalanannya, institusi-institusi anti teror tersebut melebur menjadi Satuan Tugas (Satgas) Anti Teror di bawah koordinasi Departemen Pertahanan.
Namun, Satgas ini tidak berjalan efektif.
Menyikapi eskalasi teror yang meningkat, Polri kemudian membentuk Satgas Bom Polri di bawah Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri.
Satgas ini terlibat dalam beberapa kasus peledakan bom yang melibatkan korban warga negara asing, seperti Bom Bali I, Bom Bali II, Bom Marriot, dan Bom Kedubes Australia.
Tugas dan fungsi Satgas Bom Polri ternyata tumpang tindih dengan organisasi sejenis di bawah Bareskrim, yakni Direktorat VI Anti Teror.
Mabes Polri akhirnya mereorganisasi Direktorat VI Anti Teror yang ditandai dengan langkah Kapolri Jenderal Da’i Bachtiar menerbitkan Surat Keputusan Kapolri No. 30/VI/2003 tertanggal 20 Juni 2003.
Sejak saat itu, Densus 88 Anti Teror pun resmi berdiri.
Skep Kapolri No. 30/VI/2003 tertanggal 20 Juni 2003 yang diterbitkan tersebut adalah untuk melaksanakan UU No. 15 Tahun 2003 tentang Penetapan Perpu No. 1 Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme,
sesuai ketentuan Pasal 26 dan Pasal 28 bahwa kewenangan Densus 88 melakukan penangkapan dengan bukti awal yang dapat berasal dari laporan intelijen manapun selama 7 x 24 jam.
Densus 88 atau Detasemen Khusus 88 adalah satuan khusus Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) yang bertugas untuk penanggulangan terorisme di Indonesia.
Pasukan Densus 88 ini dilatih khusus untuk menangani segala ancaman teror, termasuk teror bom.
Densus 88 merupakan salah satu unit antiteror di Indonesia, artinya ada beberapa unit lainnya yang fokus terhadap terorisme.
Di antaranya ada Detasemen C Gegana Brimob, Detasemen Penanggulangan Teror (Dengultor) TNI AD alias Grup 5 Antiteror, Detasemen 81 Kopassus TNI AD (Kopassus sendiri sebagai pasukan khusus juga memiliki kemampuan antiteror), Detasemen Jala Mengkara (Denjaka) Korps Marinir TNI AL, Detasemen Bravo 90 (Denbravo) TNI AU, dan Satuan Antiteror BIN.
Arti Angka 88 pada Densus 88
Banyak yang mengatakan bahwa angka 88 pada Densus 88 sebagai representatif dari jumlah korban Bom Bali dahulu (terbanyak 88 orang dari Australia) ataupun angka 88 yang melambangkan dari borgol seperti yang sudah beredar di masyarakat.
Ternyata anggapan tersebut salah besar.
Angka 88 pada Densus 88 berasal dari kata ATA (Anti-Terrorism Act), yang bilamana dilafalkan ke dalam bahasa Inggris akan berbunyi Ei Ti Ekt.
Pelafalan ini terdengar seperti pelafalan angka 88 dalam bahasa Inggris, Eighty Eight.
Tugas dan Fungsi Densus 88
Pasukan Densus 88 AT (Anti Teror) dilatih khusus untuk menangani segala jenis ancaman terorisme, termasuk teror bom.
Densus 88 dirancang sebagai unit anti teroris yang memiliki kemampuan untuk menangani gangguan teroris mulai dari ancaman bom hingga penyanderaan.
Pasukan ini terdiri dari para personel Polri yang berpengalaman dalam menyusun strategi dan taktik untuk mengatasi tindak pidana terorisme.
Beberapa di antaranya merupakan ahli investigasi, ahli bahan peledak atau penjinak bom dan unit pemukul yang di dalamnya terdapat penembak jitu.
Secara umum, tugas Densus 88 AT adalah menyelenggarakan kegiatan intelijen, pencegahan, penindakan, penyidikan, identifikasi, dan sosialisasi dalam rangka penanggulangan tindak pidana terorisme.
Densus 88 AT Polri pun memiliki perwakilan di seluruh provinsi di Indonesia yang disebut dengan Satgaswil Densus 88 AT Polri.
Fungsi Satgaswil Densus 88 AT Polri adalah mendeteksi aktivitas para teroris di setiap daerah serta menangkap para pelaku tindak pidana terorisme yang dapat merusak kedaulatan Republik Indonesia.
Mengutip dari polisi.com, Detasemen 88 dirancang sebagai unit antiterorisme yang memiliki kemampuan mengatasi gangguan teroris mulai dari ancaman bom hingga penyanderaan.
Densus 88 di pusat (Mabes Polri) berkekuatan diperkirakan 400 personel ini terdiri dari ahli investigasi, ahli bahan peledak (penjinak bom), dan unit pemukul yang di dalamnya terdapat ahli penembak jitu.
Selain itu masing-masing kepolisian daerah juga memiliki unit antiteror yang disebut Densus 88, beranggotakan 45-75 orang, namun dengan fasilitas dan kemampuan yang lebih terbatas.
(Bangkapos.com/Fitri Wahyuni/Kompas.com)
© 2024 — Senayan Developer Community
%PDF-1.7 %¡³Å× 1 0 obj <> endobj 2 0 obj <> endobj 3 0 obj <> endobj 4 0 obj <>/MediaBox[ 0 0 595.4 841.9]/Parent 2 0 R /Resources 10 0 R /StructParents 0/Tabs/S/Type/Page>> endobj 5 0 obj [ 6 0 R 7 0 R 8 0 R 9 0 R ] endobj 6 0 obj <>stream xœÓw,*ÉLKL.Q°±Ñ.M*©,HUÐO,I-ÊM,ÊVÐ$¦gæ%–dæç)ØÙ9¹8+*ê€�‚�Tr®‚¾_…[®�‚K¾B ‚«¯3 ²"% endstream endobj 7 0 obj <>stream xœS(T e ² endstream endobj 8 0 obj <>stream xœ•WYoÛ8~ׯ˜G»@h‘u,ŠJ,;ª-9+É{`³BëævS'~Ø¿C‘”d—²wbHÎ=óÍðLnàãÇIv•NÁ…OŸàrzå\VŽwø7w&3(ƒê›Cñ×@iHp' á!T/Î_0ºIÆÀ Œòd/â|ÿƒkµ»^¬3¨R³=�õb7cðq‘ªO{�›ÆÅç1È�õTŸh’Xmç0†¿¡úì$•T~2£GJ{Œ*=�3dæ!y+Å._"ßÖXrÄñØ ÂD„=Ž#Ô¡zÔ÷[gy.qÑY.——•Üˤ˜jÁq©Ì‹ã’øÈÈqAqÈhÝy4ŸÛ©Â�x}ªÑ…EI±Ã[¼•‡ MHòU¶RËh•‰Õõ:æRß®?E?ü0"�‘Q%yC-=‘Ï¡M�™ŽF¡Ädq™š|@K¡*tŒLðÕ§4¬e É2YTÅ*7á\صò0<˜ZÝŽÊwMµÿªY>€ŠÓ¢~Û¿é½�8y”¸ü@�Èpœ>ÀÍ÷geÓÛæ ªúUóØoõâJB=†?/¸Oåý×zw;¶Jâ!#AГÔ%`’]9½º¦½ºn©)%!êé3BOS³Ô^x*ù9õ†nÉà'dpÏäîµg¡faÐP3·‹l¹(Ríï™R6§b™� ¡”râqð]ÿ\HüaƒEÄÏ…$°É–‘ä ‚¨C¸éCý¸Ò&×[Øëåö]%c{ÙFѳþnïZ²×¨öwµL{Þ”`¯4D¨s/[7ÛýýQÉ”JÔ?¸Hv»úÝ^Š>•qîô´>´Y�,÷…I–ù~[Û’’ah¥—Û›è§Æ~Pv›�¬XiçææÆ;µ²ie½{¬QÀuãÂHúRÙÙr€Û‘*å’\T°§R»§ô�É‘-Ã1U}4DÐ.ÃgõÓþù½~ƒRG«sûƒ2¡¾5�J{~ ýAÓcGM�c?qÞÌaÌqOd8 ;CÞǬŸ›¯aļs¥Bðr†À}ObõIr2±¨ÁxÎaB{~µT©‘è™~À&ÛxG:,ÙŠjž/cÎÝH6l%¹hp¦[5d±kºlû«:«ÒElW,dd;Î�bÐ@ZM¹+1Ç)Ømœo~ÒÛŒÌç’–!´ £wnšz6à+yÒWш҈¹£‚»¶vã»G÷}{~:Â$_ÖÛ;Ķ¯)ÎEš™ � 3´;<£‹ÎT#aÂ=› 6h0äÜ'ŒÿS˜hYÀGS“<õ¼_¬æzF‹Û(vA<ž ¬‚€ßg+e¬å/Ψ¤C£ˆµ˜Œôs&ƒo¶}‹õ¸ Glã¾r_ºÌÖp-ß1¶¼üèú”m«p�84Â\d¦È…FQu¬Î '/¬Y¼X/+ùÔP½¾ü3Ö“uÚB4o¯æácì´5,Ì+lÎ÷aålF1P©Id”kßéoz˜H £iÚ¾J0ƒ›'–q¹Ö8™kèm§;(׎«î1*Í6�3“ãvïýXÊ ódÐGk»'p¼ÄžÝ™2ì <Èš’Qö¸tˆòs1³‰’J=Ï“ÏgR÷�vXô h¡,8� Š¼…–²8›Žã–®O<œSA>¡P�à÷ÎÖAµ•4%Á#©ªì³ˆ’_^œÉ.L¿7‚~Å_ÄsB…ÇEq/Ô”œD�©ðlDZ[ŽÃ¡‡þnXPÉâ_,ÜiÆ endstream endobj 9 0 obj <>stream xœST % ’ endstream endobj 10 0 obj <> endobj 11 0 obj <> endobj 12 0 obj <> endobj 13 0 obj <> endobj 14 0 obj [ 250 0 0 0 0 0 833 0 333 333 0 0 250 333 250 278 500 500 500 500 500 500 500 500 0 500 333 0 0 0 0 0 0 722 667 722 722 667 611 778 778 389 500 778 667 944 722 778 611 0 722 556 667 722 722 1000 0 722 0 0 0 0 0 0 0 500 556 444 556 444 333 500 556 278 333 556 278 833 556 500 556 0 444 389 333 556 500 722 0 500] endobj 15 0 obj <> endobj 16 0 obj <> endobj 17 0 obj [ 250 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 667 0 0 0 667 0 722 0 389 0 0 611 889 722 722 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 500 0 0 0 444 0 0 0 278 0 0 278 778 556 500] endobj 18 0 obj <> endobj 19 0 obj <> endobj 20 0 obj [ 250 0 420 0 0 0 778 0 333 333 0 0 250 333 250 278 500 500 500 500 500 500 500 500 500 0 333 0 0 0 0 0 0 611 611 667 722 0 611 722 722 333 444 667 556 833 667 722 611 0 611 500 556 722 0 833 0 556 0 0 0 0 0 0 0 500 500 444 500 444 278 500 500 278 278 444 278 722 500 500 500 500 389 389 278 500 444 667 444 444 389] endobj 21 0 obj <> endobj 22 0 obj <>/ProcSet[/PDF]/XObject<>>>/Subtype/Form/Type/XObject>>stream xœ+TÐ÷«pVH/V035Ô33 =4†¥¦¤®¹¥ž™¥¥¥¹™Br.ÈÏÜÄôT—|…@ ;™z endstream endobj 23 0 obj <>/NitroPDFProfessional_data 24 0 R >> endobj 24 0 obj <> endobj 25 0 obj <> endobj 26 0 obj <>>>/Subtype/Form/Type/XObject>>stream xœ+T0Ô3 ©ä\}¿ ·\—|…@ ê[t endstream endobj 27 0 obj <>stream xœÌ¼X[û:›îF¤AJ@@º‘îØ ›n銴€ÒµéRR AÅ@é)‘TºUîì�9çÓs¿¿ç»Ïs×àž5kfy×ïí53JHð8êyY8»éû¹Ù0˜ðÀxMñq¾µiZ8Û(€�^çe kpc T gÀ°l väu.0/9d?~ä±²«ÌßÕÅËÂIlµf¸È}Yþvò¤ËIëe/˜ÕO;|?uúr]W//˜«‹Þ©6-7+˜—ßIï·ÎZ>6N~`›%ƒ…“§ ²UÛÂÎÆóTWäDµ\NßAì臸Ná Š®ÎoCŽõ 8ä-<ím¬O&çêäêqÒÀuÒËÐfg� 1[Þ³•±BÌKNæd£ó?ᆠï_Î�mçY´å¹x¹…ñYfçú†ðqx.2¸Z:àãHHð ùÈ#g‚ìjö<™/?x….>Ž”>Ž�‹5òZ¾ÿ脸ÙÃÃÆÅë{ k˜…¬«/ƒÉ kDx¹ED….2Š ró!*''t"™cÃp¬Êy¸ºý—ÝN“ÅÿS²<ºzƒdñ‚55˜5ÈBÄtÿÖÛ×ÃÆç"ƒ øógaäd°ýÑÆ+ÄprÆåG›�è´ññ]üÑæåa2ÆI˜Š<ƒ‰„¬�œ° Œ,?¯Ÿ¬°œèE!~9AaAya>9!>) Q^Y^YyAy>YEa>þ‹ür¼à…"""d¤˜!y-€ÏœßNyzYxx�̈O„‡…EAK‡ý‡Üʃl>‰ã±ã· ‘ª¢Š" A ¸Ç�0m{W/WO{W7~î‹€ˆ¬Š€(v4(Ðó€¥¢¬†üE„Zˆ\´FÌÕò¢€bo+"Œ<²B^´Aʪ€�ÕɱÕEDO!Q>KÄžW˜Ï¹áDì-{àxw_EN®–¢Šº IÃ]DÐ 8»xyè*É2\12fÀPj€`è-¬<Ý€ÿ,�ÕÝ×'GC\ˆ_(û¾ätÕ¦A¥¯ìáû΢ø?é|ºYÛxZ�ãɃu?Kðî`ýX'³Ôוëà €…gílm ØoÁöH;ä58öˆkìN]ãäíÛíÎ6ž`=¬3[:ºy�õZD»ÇIßvdýT_/+p<œ7`;ž�· x/0×¼}q �Y¹y êa`]ØÊÞ¼÷1X¿pB?²Ð{"TQ�âââãâe°t²°rdðm'bÔÿuA0ë¤Æœ „ mõ}VÞ>'mHCp B€ è &